Seperti yang kita tahu dalam bahasa Jawa banyak kata - kata mutiara/ungkapan yang bermakna agung. Kata - kata mutiara/ungkapan ini sebetulnya cermin bagaimana orang jawa menghadapi hidup. Dalam tulisan ini saya akan tulis secara bersambung oleh sebab sangat banyak kata - kata mutiara dalam bahasa jawa yang mempunyai arti yang luhur.
"Ngiloa Githoke Dhewe"
Arti harafiah : Bercerminlah pada tengkuknya sendiri.
Ngilo : bercermin
Ngiloa : bercerminlah
Githok : tengkuk
Githoke : tengkuknya
Dhewe : Sendiri.
Arti yang tersirat :
Kita diajak untuk melihat dan mengetahui tentang diri kita lebih jauh. Selain ada kebaikan ada juga kekurangan dan kelemahannya. Kita diajak untuk menyadari akan kekurangan dan kelemahan kita sendiri.
Nilai apa yang diajarkan :
Ungkapan ini mengajarkan agar setiap orang mau mawas diri. Mawas diri merupakan dapat menyebabkan orang mengetahui bahwa manusia dirinya juga pernah mempunyai kekurangan, dan kelemahan. Kalau orang sudah menyadari kekurangannya, maka pada dirinya pasti tidak terdapat perasaan lebih tinggi dari orang lain. Hal itu pada gilirannya pasti dapat menyebabkan sikap rendah hati, bertenggang rasa dan mudah untuk memberikan pengampunan bagi orang yang bersalah kepada kita.
Latar belakang sejarah/falsafah :
Tuhan selalu suci dan benar, tetapi manusia mahluk yang paling dicintai oleh Tuhan, selalu mempunyai kecenderungan berkelakukan bertententangan dengan sifat Tuhan.Kala kita merefleksikan diri sebenarnya keadaan kita masing - masing tentu sama saja dengan orang lain yaitu selalu cenderung berbuat dosa meskipun dosa kita berbeda jenis antara orang yang satu dengan orang yang lain.
Beberapa ungkapan yang hampir bermakna sama yaitu :
Aja metani alaning liyan
Aja ngetung becike dewe.
( dari berbagai sumber )
"Ngiloa Githoke Dhewe"
Arti harafiah : Bercerminlah pada tengkuknya sendiri.
Ngilo : bercermin
Ngiloa : bercerminlah
Githok : tengkuk
Githoke : tengkuknya
Dhewe : Sendiri.
Arti yang tersirat :
Kita diajak untuk melihat dan mengetahui tentang diri kita lebih jauh. Selain ada kebaikan ada juga kekurangan dan kelemahannya. Kita diajak untuk menyadari akan kekurangan dan kelemahan kita sendiri.
Nilai apa yang diajarkan :
Ungkapan ini mengajarkan agar setiap orang mau mawas diri. Mawas diri merupakan dapat menyebabkan orang mengetahui bahwa manusia dirinya juga pernah mempunyai kekurangan, dan kelemahan. Kalau orang sudah menyadari kekurangannya, maka pada dirinya pasti tidak terdapat perasaan lebih tinggi dari orang lain. Hal itu pada gilirannya pasti dapat menyebabkan sikap rendah hati, bertenggang rasa dan mudah untuk memberikan pengampunan bagi orang yang bersalah kepada kita.
Latar belakang sejarah/falsafah :
Tuhan selalu suci dan benar, tetapi manusia mahluk yang paling dicintai oleh Tuhan, selalu mempunyai kecenderungan berkelakukan bertententangan dengan sifat Tuhan.Kala kita merefleksikan diri sebenarnya keadaan kita masing - masing tentu sama saja dengan orang lain yaitu selalu cenderung berbuat dosa meskipun dosa kita berbeda jenis antara orang yang satu dengan orang yang lain.
Beberapa ungkapan yang hampir bermakna sama yaitu :
Aja metani alaning liyan
Aja ngetung becike dewe.
( dari berbagai sumber )
Cetak Halaman Ini